Senin, 02 Januari 2017

Teori Belajar



Teori Belajar
1.     Teori Belajar Behaviorisme
Teori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik.Behaviorisme dari kata behave yang berarti berperilaku dan isme berarti aliran. Behavorisme merupakan pendekatan dalam psikologi yang didasarkan atas proposisi (gagasan awal) bahwa perilaku dapat dipelajari dan dijelaskan secara ilmiah. Dalam melakukan penelitian, behavioris tidak mempelajari keadaan mental.
Jadi, karakteristik esensial dari pendekatan behaviorisme terhadap belajar adalah pemahaman terhadap kejadian-kejadian di lingkungan untuk memprediksi perilaku seseorang, bukan pikiran, perasaan, ataupun kejadian internal lain dalam diri orang tersebut. Fokus behaviorisme adalah respons terhadap berbagai tipe stimulus. Teori ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
2.      Teori Kognitivisme
Menjelang berakhirnya tahun 1950-an banyak muncul kritik terhadap behaviorisme. Banyak keterbatasan dari behaviorisme dalam menjelaskan berbagai masalah yang berkaitan dengan belajar. Banyak pakar psikologi waktu itu yang berpendapat behaviorisme terlalu fokus pada respons dari suatu stimulus dan perubahan perilaku yang dapat diamati. Kognitivis mengalihkan perhatiannya pada “otak”. Mereka berpendapat bagaimana manusia memproses dan menyimpan informasi sangat penting dalam proses belajar.
Akhirnya proposisi (gagasan awal) inilah yang menjadi fokus baru mereka. Kognitivisme tidak seluruhnya menolak gagasan behaviorisme, namun lebih cenderung perluasannya, khususnya pada gagasan eksistensi keadaan mental yang bisa mempengaruhi proses belajar. Pakar psikologi kognitif modern berpendapat bahwa belajar melibatkan proses mental yang kompleks, termasuk memori, perhatian, bahasa, pembentukan konsep, dan pemecahan masalah. Mereka meneliti bagaimana manusia memproses informasi dan membentuk representasi mental dari orang lain, objek, dan kejadian.

3.      Teori Konstruktivisme
Konstruktivisme memandang belajar sebagai proses di mana pembelajar secara aktif mengkonstruksi atau membangun gagasan-gagasan atau konsep-konsep baru didasarkan atas pengetahuan yang telah dimiliki di masa lalu atau ada pada saat itu. Dengan kata lain, ”belajar melibatkan konstruksi pengetahuan seseorang dari pengalamannya sendiri oleh dirinya sendiri”.
Dengan demikian, belajar menurut konstruktivis merupakan upaya keras yang sangat personal, sedangkan internalisasi konsep, hukum, dan prinsip-prinsip umum sebagai konsekuensinya seharusnya diaplikasikan dalam konteks dunia nyata. Guru bertindak sebagai fasilitator yang meyakinkan siswa untuk menemukan sendiri prinsip-prinsip dan mengkonstruksi pengetahuan dengan memecahkan problem-problem yang realistis.
Hal ini akan memberi kesempatan kepada kita mengelaborasi apa yang mereka pelajari. Kita menjadi terbuka terhadap pandangan orang lain Hal ini juga memungkinkan kita menemukan kejanggalan dan inkonsistensi karena dengan belajar kita bisa mendapatkan hasil terbaik. Dengan teori konstruktivisme siswa dapat berfikir untuk menyelesaikan masalah, mencari idea dan membuat keputusan. Siswa akan lebih paham karena mereka terlibat langsung dalam mebina pengetahuan baru, mereka akan lebih pahamdan mampu mengapliklasikannya dalam semua situasi. Selian itu siswa terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep.
PERBEDAAN TEORI BELAJAR
Dari uraian dan penjelasaan diatas sangat jelas perbedaannya dari setiap teori belajar, tiga teori tersebut memiliki ciri khas atau penekanan masing-masing dalam proses belajarnya.
Pembahasan tentang teori belajar yang telah dipaparkan di atas, memberikan pandangan untuk dapat memberikan kesimpulan tentang poin – poin yang telah dibahas antara lain: belajar sebagai kegiatan siswa jika dipandang dari teori-teori tersebut adalah perubahan tingkah laku (behavioristik), untuk mempelajari proses mental, bagaimana cara berfikir, mengingat, merasakan dan belajar (kognitif), dan mengkonstruksi atau membangun gagasan-gagasan atau konsep-konsep baru didasarkan atas pengetahuan yang telah dimiliki di masa lalu (kontruktivisme).
Dari ketiga teori tersebut jika digabungkan maka sesuai dengan apa yang sampaikan oleh UNISCO bahwa untuk meningkatkan atau memajukan manusia harus dengan sistem pendidikan yang mengacu pada, belajar bekerja (learning to do), belajar mengetahui (learning to know), dan belajar menjadi diri sendiri (learning to be), dan belajar hidup bersama (learning to live together).
Tiga teori tersebut meiliki tujuannya masing-masing yang digunakan dalam proses belajar.  menurut saya perbedaan dari tiga teori yang sudah saya kaji terlebih dahulu yaitu teori belajar behaviorisme menekankan pada stimulus dan respon dalam pembentukan perilaku, setiap perilaku dapat dipelajari, tingkah laku lama dapat diganti dengan tingkah laku baru, menekankan pada perubahan perilaku yang teramati.
Jadi sangat jelas teori behaviorisme menekankan kepada perubahan tingkah laku yang dimiliki sesorang yang dapat dilihat dari proses belajarnya. Sedangkan teori belajar kognitivisme Menekankan pada perubahan atau proses-proses mental dan perilaku tidak kasat mata.teori kognitivisme mengutamakan pengetahuan (otak), siswa belajar bagaimana cara nya memproses dan menyimpan informasi atau pelajaran yang sangat penting dalam proses belajar. Dan teori belajar kontruktivisme mengutamakan siswa harus aktif dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk memberikan pendapat-pendapat nya. Di sini guru sebagai fasilisator yang memeberikan kesempatan sepenuhnya kepada siswa.














Sumber

Anonim a, 2016. “Pengertian Teori dan Belajar”, (online), (http://www.kata-bijak.web.id/2015/03/pengertian-teori-dan-belajar-serta.html diakses pada tanggal 10 Otober 2016).

 

S. Fajar, 2016. “Teori Belajar”, (online), (teori belajar pdf diakses pada tanggal 10 oktober 2016)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar